Budi Darma Jumlah sel terpidana mati terbatas, hanya tiga belas, di ujung lorong gelap yang memisahkan penjara terpidana biasa dan terpidana mati. Begitu seorang terpidana mati siap untuk dieksekusi, seorang terpidana mati yang masih tinggal di penjara biasa diseret ke lorong gelap, diserahkan kepada kelompok sipir khusus. Jam sebelas malam sel Den Hardo digedor-gedor, tanda bahwa dia harus segera diseret ke lorong gelap, menggantikan terpidana mati yang siap akan dieksekusi. Beberapa sipir menyambut kedatangan Den Hardo, mengikat tubuh Den Hardo dengan kuat dan menyumpal mulut Den Hardo untuk menghadapi upacara awal: cap stigma. Sebatang besi menyala dilekatkan ke dada bagian depan, dada bagian belakang, kedua tangan, serta di leher dan tengkuk. Desis dan bau daging terbakar menyusup ke semua bagian lorong gelap, dan Den Hardo tidak mungkin berteriak dan berkelejatan menahan rasa sakit karena mulutnya telah disumpal dan tubuhnya telah diikat kuat-kuat dengan tali khusus. La...