Mardi Luhung Siapa pun tahu, Dia tak bisa berbohong. Apa yang diomongkan selalu benar. Dan selalu tepat pada sasaran. Mangkanya, di kampung, jika ada persoalan penting dan membutuhkan orang yang tak bisa berbohong, maka orang-orang selalu menunjuk Dia. Dan menyatakan: “Dalam sejarah kampung, kita beruntung mempunyai warga seperti Dia. Sehingga, kebenaran selalu dapat terjaga. Kebenaran, yang bagi orang lain sulit untuk diomongkan, tapi bagi Dia selalu saja dapat diomongkan.” Tapi, kini, orang-orang di kampung mencuekkan Dia. Dia ada atau tak ada, tak ada yang peduli. Jadi, semacam pepatah: “Datang tanpa muka, pergi tanpa punggung,” itulah Dia. Dia yang mungkin lebih banyak hidup dan bergerak sendirian. Dia yang ketika berjumpa dengan orang-orang, lebih banyak dijauhi. Dan lebih banyak seperti angin. Terasa tapi tak terjamah. Kenapa orang-orang memperlakukan Dia seperti itu? Itu ada kisahnya. Begini: dulu ada peristiwa yang menggemparkan, yang terjadi di kampung, tentang uang yan...